News

Pertimbangkan Prioritas Keselamatan, IKHAC Kembalikan Perkuliahan Daring

MOJOKERTO, BIDIK – Institut Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC) menerbitkan surat edaran berisi tentang perkuliahan daring/online. Surat edaran bernomor 0998/AK.170.09.02/III/07/2021 ditujukan ke seluruh Civitas Akademik IKHAC.

Bagian yang termasuk civitas akademik diantaranya mahasiswa, dosen dan biro administrasi. Dengan adanya surat edaran tersebut, IKHAC berupaya mempertimbangkan prioritas keselamatan, kesehatan lahir dan batin.

Tertanggal Minggu, 04 Juli 2021 surat edaran berisi tentang; bahwasanya perkuliahan dilaksanakan secara daring/online mulai Senin, 05 Juli 2021 sampai dengan Selasa 13 Juli 2021. Kemudian absensi kehadiran dosen melalui link dengan ketentuan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan jam perkuliahan dan tidak diperkenankan perkuliahan secara offline.

Mewakili mahasiswa IKHAC, Naufal Rifqi Nasution Ketua Himpunan Mahasiswa Progam Studi Hukum Keluarga Islam (HIMAPRODI HKI) mengatakan, bahwasanya semua edaran ataupun semua peraturan yang dikeluarkan oleh pihak pimpinan pasti memiliki sisi positif dan negatifnya.

“Kita bilang bahwasannya surat edaran tentang pembelajaran daring disini sisi positifnya mencegah penyebaran covid-19 yang saat ini lagi marak maraknya karena notabene kita di asrama ini bukan semua menetap di asrama masih banyak sekali mahasiswa yang keluar masuk dan mayoritas dosennya juga dari luar kabupaten Mojokerto dan itu menjadi pertimbangan pihak rektorat untuk pembelajaran daring. Adapun Sisi negatifnya disini perkuliahan daring kurang kondusif karena tidak tuntasnya mata kuliah yang diberikan oleh dosen dan di asrama pun sinyalnya tidak terlalu baik,” katanya.

Melalui Deden Daud Surahman Mahasiswa PRODI Manajemen Pendidikan Islam, Prof. Dr. KH. Abdul Chalim, M. Ag selaku pembina Institut Pesantren KH. Abdul Chalim berikhtiar dengan lakukan dua konsep protokol islam dan protokol kesehatan untuk mencegahnya penyebaran Covid-19

“Protokol islam yang harus kita lakukan yaitu shalat malam dan istighosah seluruh ulama se-Mojokerto untuk bertawasul atas covid, karena tidak bisa ada yang menyembuhkan oleh siapapun kecuali Al-Qur’an yang menjadi salah satu penyembuhnya,” wejangan yai Asep.

Deden melanjutkan bahwa yai Asep juga ikut andil dalam upaya perekonomian dengan bersadaqoh.

“Sedangkan protokol kesehatan yang Abah yai lakukan, berdampak ke ekonomi dengan cara ikut serta andil dalam bersodaqah dengan menghabiskan 8,8m. Tidak hanya itu, kepedulian terhadap santrinya dengan keseluruhan 13 ribu santri mencakup Pacet dan Surabaya” ungkap Deden.

Surat edaran ini disampaikan sesuai dengan hasil koordinasi pimpinan serta telah mempertimbangkan prioritas keselamatan, kesehatan lahir dan batin segenap Civitas Akademik Institut Pesantren KH. Abdul Chalim. (tia/ila)