Deteksi Dini Covid-19, Santri Amanatul Ummah Ciptakan Amanum Cordet
MOJOKERTO, BIDIK- Guna menyalurkan keresahan di tengah-tengah pandemi; santri Madrasah Bertaraf Internasional (MBI) Amanatul Ummah Pacet Mojokerto Jawa Timur ciptakan robot pendeteksi dini covid-19 yang dinamai Amanum Cordet melalui Kompetisi Rebotik 2021 Kementerian Agama Republik Indonesia.
Amanum Cordet merupakan proyek kategori rancang bangun, yang menggunakan Raspberry Pi3 sebagai micro controller. Nama robot ini kepanjangan dari ‘Amanatul Ummah Corona Detected’. dirancang oleh Muhammad Qaishar Fathin (siswa MA kelas XII IPS) dan Syahrozad Zalfa Nadia (siswi MA kelas X IPA).
Qaishar selaku perancang menjelaskan, bahwa tujuan dibuatnya Amanum Cordet ini adalah untuk membatasi mobilitas sosial dalam pondok Amanatul Ummah yang menerapkan pembelajaran face to face.
“Amanatul Ummah kan menerapkan face to face learning. Sebab itu, sebagai urgensi kami terdorong untuk membuat alat pendeteksi suhu tubuh yang fungsinya untuk membatasi mobilitas sosial di dalam pondok. Awalnya memang untuk kompetisi, tapi Amanum Cordet tetap akan diaplikasikan. Jadi, meskipun ada PPKM kita bisa tetap belajar face to face”, jelasnya saat diwawancarai. Kamis, (7/10).
Disamping itu, Zalfa turut memaparkan penjelasan terkait fungsi robot Amanum Cordet yang berbasis IoT (Internet of Things). Dia berharap, proyek ini bisa di produksi masal.
“Alat ini disetting menggunakan sistem IoT sebagai alat pendeteksi dini covid-19. Operasionalnya; pengecekan suhu tubuh terlebih dahulu, ketika suhu terdeteksi di bawah 37.5°C maka secara otomatis akan keluar sanitizer”, paparnya.

Burhan/bidik
Tampilan pada robot ini terdapat; monitor LCD sebagai penunjuk informasi visual, speaker sebagai output suara guna penjelas informasi, sanitizer otomatis dengan power supply 3 Volt A, serta motor servo sebagai portal masuk dan portal keluar pengguna. Gambaran aplikatifnya; santri memasuki portal masuk, apabila suhu terdeteksi di bawah 37.5°C maka sanitizer keluar dan portal keluar akan terbuka. Sedangkan kapasitasnya bisa diatur langsung dalam website.
Pembina rebotik MBI Amanatul Ummah, Hadi Prasetyo menambahkan penjelasan bahwa fungsi dari Amanum Cordet ini merupakan kolaborasi dari alat pendeteksi lainnya. “Fungsi-fungsi robot ini merupakan kolaborasi dari alat pendeteksi lainnya. Kalau misal kita lihat di mall itu hanya sebatas pendeteksi suhu saja seperti termorgan atau robot otomatis, maka kita membuat inovasi baru. Selain mengecek suhu tubuh, alat ini akan otomatis mengeluarkan sanitizer, baru terbuka portalnya. Ini sebagai upaya memfilter, agar KBM face to face tetap terkendali”, ujar pembina.
Di akhir wawancara, Hadi selaku pendamping mengungkapkan ketekunan serta tantangan Qaishar dan Zalfa dalam penggarapan Amanum Cordet. Dari mulai konsep yang berubah, kesulitan mencari bahan, hingga tantangan mengatur waktu penggarapan.
“Luar biasa sekali semangat mereka. Awalnya mereka mau pakai motherboard ISB 3 untuk otak robotnya, tapi karena kita berada di wilayah pegunungan jadi agak sulit. Alternatifnya pakai ISB yang harganya lumayan. Selain itu, tantangan mengatur waktu garap, karena berbenturan dengan jadwal pondok. Meskipun begitu, alhamdulillah proyek ini dapat diselesaikan dalam jangka waktu 1 bulan saja (Juli s/d Agustus)”, ungkapnya.
Hadi berharap, Amanum Cordet mendapat dukungan dari berbagai pihak internal maupun eksternal, “Kami yakin sekali alat ini bisa sangat berguna dan dapat diaplikasikan dimanapun dan oleh siapapun. Besar harapan saya, proyek rancang bangun ini mendapat dukungan dari berbagai pihak baik internal maupun eksternal”, pungkasnya. (ila)