Women’s March Mojokerto Peringati Internasional Women’s Day dengan Bedah Film
Mojokerto, Bidik – Guna memperingati hari perempuan internasional. Penggerak perempuan Mojokerto gelar Puncak acara internasional women’s day dengan tema Free to move, yang dihadiri oleh aliansi perpaduan dari Korps PMII Putri (KOPRI), Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU), dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Sarinah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). Puncak agenda ini dilaksanakan di CV In Londen Mojosari, Minggu, (14/03/2021).
Kegiatan ini merupakan kegiatan puncak dari peringatan International Women Day setelah dua agenda diskusi yang dilaksanakan pada 07 Maret 2020, dimana pada acara puncak tendapat agenda bedah film, diskusi, dan panggung aksi.

Film Fast Fashion menjadi film yang di pilih para penggerak perempuan untuk di bedah. Ita Nur Alifah selaku pemantik bedah film berpesan bahwa “perempuan bebas berekspresi, perempuan bebas berpendapat, perempuan bebas menentukan pilihannya. Selama itu tidak melanggar norma hukum yg berlaku. Agar perempuan tidak malu menampakan diri bahwa ia juga mampu” ujarnya.
Riza Aisah selaku ketua pelaksana dalam sambutannya sekaligus membuka acara internasional womem’s day menyampaikan harapan dan doanya. “Semoga setelah acara ini berlangsung perempuan tidak hanya terkungkung dalam kotak organisasinya saja. Diluaran banyak sekali perempuan yg butuh dirangkul tanpa melihat identitas apa pun itu. Menambah wawasan serta pengalaman. Saling menguatkan antar perempuan” tandasnya.
Tak hanya Ketua Pelaksana, salah seorang peserta Listia Masruroh juga berharap. “untuk perempuan khususnya perempuan yang ada dimojokerto ini, bukan zamannya hanya tergantung pada laki-laki dan terlalu mengikuti budaya budaya tradisional tetapi kita harus semakin bergaya, berani, dan mandiri dalam situasi apapun atau membuka ruangan khusus sehingga bisa merangkul wanita wanita lain”.
Di penghujung acara, para tamu disuguhi beberapa penampilan dari organisasi Internal maupun eksternal dirangkai dengan penampilan pancak silat, akustik dan puisi-puisi yang menyentuh hati serta tetap mematuhi protokol kesehatan. (tia/ryz)