News

Suarakan Budaya Akademik, LPPM IKHAC Siapkan Seminar ICORcs di H-2

MOJOKERTO, BIDIK – Urgensi mempertahankan budaya keilmuan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC) Mojokerto siapkan seminar International Conference On Research And Community Services (ICORcs) 2022 di H-2 pelaksanaan. Total ada sekitar 500 peserta intra maupun ekstra kampus yang mendaftar. Acara ICORcs akan dilaksanakan di Masjid Kampus Abdul Chalim pada hari Sabtu – Minggu (25-26/06/2022).

Acara seminar ICORcs yang terkonsep dengan berbagai pemantik dari lima benua maupun tokok-tokoh nasional guna menghidupkan budaya akademik melalui konferensi bersama antusias dan apresiasi dari pengasuh PP. Ammanatul Ummah, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag.

Salah satu panitia yang turut ikut serta dalam acara ICORcs, Muhammad Yusuf Abdullah, menyampaikan kronologi diadakannya acara tersebut.

“Acara ini dibuat dengan tekad yang berasal dari keinginan Abah Kyai karena tidak ada yang mengangkat kembali selama bertahun-tahun, kemudian panitia selalu bekerja keras dan berpikir bagaimana caranya dapat terealisasikan secara independen. Harapannya kita sebagai orang yang mengerjakan ini dengan ikhlas, semoga acara ini dapat berjalan dengan sukses dan bisa menjadi salah satu stimulus untuk semua lembaga IKHAC ini, serta dapat menghadirkan acara-acara yang yang spektakuler internasional dengan lebih baik, karena ini first time diadakan di IKHAC,” ungkapnya saat diwawancarai.

Di samping itu, di sela kesibukannya, Imam Syafi’i, M. Kom.I., selaku ketua pelaksana acara ICORcs menyampaikan konsep persiapan yang sudah dipersiapkan dalam jangka waktu yang dekat.

“Kita sudah mempersiapkan semua sekitar 70% terkait tempat, vidiotron, kemudian tempat presenter untuk 50 orang, dan tempat para pemateri kurang lebih dari 5 negara semua kita persiapkan. konferensi ini diadakan event-event yang telah mandek kurang lebih 3 tahunan semenjak corona, dan kita coba menghidupkan budaya-budaya akademik dengan meluas dua cangkupan yakni di penelitian dan pengabdian. Temanya sebagaimana ta’jizun insaniyah yaitu tema-tema kemanusiaan, yang mana ini berdasarkan tentang istilah pada saat ini maupun insaniyah matinya nilai-nilai kemausiaan di era saat ini. Dengan adanya konferensi ini mencoba bagaimana menghidupkan budaya rasa-rasa kemanusiaan. Jadi, pentingnya kemanusiaan sebelum orang itu beragama. Kemudian acara ini menjadi persyaratan utama dan memberikan fasilitas bagaimana teman-teman mahasiswa itu mengikuti acara konferensi kurang lebih tiga kali nasional satu kali internasional,” tuturnya.

Senada dengan itu, Dr. Muslihun, M.Fil.I. selaku konseptor acara ICoRcs menyampaikan, bahwa ini bentuk internasional yang semua tersentuh dari lima benua di dunia.

“kita berusaha mempersiapkan secara maksimal dan ada banyak hal yang harus kita hadapi serta kami sudah mendiskusikan bersama rektorat. Pembicara-pembicara yang awalnya kita hadirkan dari luar hanya tiga, namun ini bisa dikatakan addun yauma fiha adat dan seisinya. ini betul-betul internasioanl sebelumnya kita hanya mengambil perwakilan benua saja namun sekarang ternyata semua tersentuh dari lima benua yang ada di dunia yakni; Autralia, Afganitan, Yaman, Maroko, dan dari tokok-tokoh lokal nasional, yang jelas kita tau bahwasannya kita ingin acara ini maksimal khususnya Abah Kyai sudah optimis pada acara kegiatan ini,” Ulasnya.

Lebih lanjut, Dr. Muslihun, M.Fil.I., juga menyampaikan bahwa stimulus pemantik dari semangat Abah Kyai mengundang lima benua dan lokal tokok nasional yang akan mengisi di acara tersebut.

“Stimulus pemantik itu tentunya dari semangat Abah Kyai karena beliau inginnya maksimal bahwa dulunya Abah Kyai menghendaki kampus ini harapannya menjadi kampus internasional, sehingga seminar-seminar itu sekurang-kurangnya satu tahun terlaksana dan setiap tri wulan harus diselenggaran seminar nasional. Seminar internasional yang betul-betul konfren baru pertama kali sekarang ini dan kita konsep sesuai standarisasi yang sering dilakukan kementrian agama. Tentunya cara ini tidak akan terselenggara dengan baik tanpa dukungan teman-teman baik itu dosen maupun mahasiswa, bukan karna satu orang atau dua orang, tapi banyak peran yang berada di dalamnya termasuk organisasi-organisasi yang berada di IKHAC,” pungkasnya. (maw/tia)