News

Kiai Asep : Maksiat Ada Ilmu Tiada, Fakultas Syariah IKHAC Gelar Seminar Pemikiran Islam Madzhab Syafi’i

MOJOKERTO, BIDIK- Sesungguhnya ilmu keislaman tidak akan diberikan bagi orang-orang yang bermaksiat. Fakultas Syariah Institut Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC) adakan Seminar Pemikiran Islam Madzhab Syafi’i, mengusung tema “Atustisitas Maqasid Syariah Dalam Fikih Imam Syafi’i: Dialaog Efeksifitas Memanajamen Keuangan Di Era Perubahan Masa Kontemporer”. Dihadiri oleh peserta internal maupun eksternal kurang lebih 700 peserta. Dilaksanakan di Masjid Raya Kampus IKHAC, Senin, (18/7/2022)

Turut hadir pemateri seminar internasioanl tersebut yakni; yakni Syech Abdul Aziz Syahawi selaku guru besar madzhab as-syafi’i di mesir sekaligus pemegang sanad imam syafi’i, Dr. (HC) KH. Afifudin Muhajir selaku naib mudir/ wakil direktur ma’had aly salafiyah syafi’iyah Sukorjo Situbondo, Prof. Dr. H. Muhammad Ali Haidar,MA., selaku guru besar Universitas Negri Surabaya, Dr. KH. Abdusshomad Buchori selaku ketua umums MUI JATIM dan Prof. Dr. H. Husein Aziz, M.Ag., selaku direktur pasca UINSA.

Terpotret oleh BIDIK, Pemateri Hadir dalam Seminar Internasioanl (Taufik/BIDIK)

Dalam sambutannya, Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., selaku Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah menyampaikan tentang keistimewaan yang dimiliki oleh imam syafi’i.

“Salah satu keistimewaan yang dimiliki oleh imam syafi’i adalah beliau tidak pernah membawa kitab saat mengaji, namun saat gurunya imam malik memintanya untuk mengulang kembali beliau dapat menjelaskanya dari awal tanpa ada yang terlewati satu pun,” ungkap Yai Asep.

Terpotret oleh BIDIK, Bincang Yai Asep dengan Syech Abdul Aziz dan KH. Afifudin (Taufik/BIDIK)

Lanjut Yai Asep, menyampaikan bahwa kunci dari kekuatan sebuah hafalan adalah dengan meninggalkan kemaksiatan.

“Imam syafi’i pernah bertanya kepada imam waki’ salah satu guru dari imam syafi’i tentang ketidak kuatan hafalanya, kemudian imam waki’ menjawab ‘’kunci dari kekuatan sebuah hafalan adalah dengan meninggalkan maksiat karna sesungguhnya ilmu-ilmu keislaman itu tidak akan diberikan bagi orang-orang yang bermaksiat,” jelasnya.

Pada kesempatan yang sama, Yai Asep berpesan kepada mahasantri bahwa ilmu tidak akan diberikan kepada orang maksiat.

“anak-anak ku sekalian, jauhkanlah dari kalian maksiat sesungguhnya ilmu itu terlebih ilmu keislaman tidak akan disampaikan dan diberikan kepada orang-orang yang bermaksiat,”  ungkap Yai Asep

Sehubung dengan itu, diakhir sambutannya Yai Asep menyampaikan tujuan diadakannya seminar pemikiran islam madzab syafi’i yang diadakan oleh Fakultas Syariah.

“Tujuan diadakannya acara seminar pemikiran islam madzab syafi’i tersebut ialah menyambut dari rangkaian rihlah yang diadakan dari tim Syech Abdul Aziz Syahawi menuju Indonesia. Kegiatan ini menambah cakrawala pengetahuan yang cukup baik dan lebih mengedepankan konsep tabarruk terhadap ahli ilmu,” pungkasnya.

Terpotret oleh BIDIK, Yai Asep Terima Hadiah dari KH. Afifudin Muhajir (Isma/BIDIK)

Dalam pelaksanaanya, acara ini berlangsung dari pukul 10.00 WIB dan dibuka langsung dengan acara formal; pembacaan ayat suci al-quran, menyanyikan lagu Indonesia raya, Mars IKHAC dan Yalalwathon kemudian sambutan dan diakhiri dengan penyerahan hadiah dari Dr.(HC) KH. Afifudin kepada KH. Asep Saifuddin Chalim serta doa oleh Syech Abdul Aziz Syahawi. (ash/tia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *