News

Indonesia Makin Cakap Digital, Alfin Fatikh: Mari Upgrade Cara Berkomunikasi Kita

Mojokerto, BIDIK – Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang melek digital. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (KOMINFO RI) menginisiasi program Literasi Digital Nasional bertema “Indonesia Makin Cakap Digital” yang diluncurkan pada, Rabu (19/5/2021).

Program yang bergerak melalui kegiatan webinar nasional ini, turut menghadirkan para ahli yang berkompeten dibidang masing-masing. Salah satunya M. Alfin Fatikh, M.I.Kom Dosen Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC) Mojokerto yang merupakan pengamat komunikasi.

Ada 4 pilar kompetensi Literasi Digital diantaranya; digital skill, digital safety, digital etik dan digital cultur.

Dalam Webinar Literasi Digital 2021 Jawa Timur-Mojokerto, Alfin berkesempatan memaparkan soal Digital Skill dan Online Learning, diawali dengan mengajak audience untuk lebih bijak dalam memilih informasi. Jum’at, (18/6/2021).

“Dari semangat KOMINFO melalui literasi digital ini, ayok kita memilah dan memilih mana berita yang bagus dan mana yang bukan, jangan lupa cek and receck” ajaknya.

Menurutnya, ada yang perlu dibenahi dari cara bermedia masyarakat saat ini. “Pengguna media sosial yang dominasi orang dewasa berusia 25-34 saja masih sering kena hoax. Apalagi anak-anak kita, mereka mungkin tidak terpikirkan untuk memilah konten positif yang mengedukasi, karena secara psikologis mereka cenderung lebih fokus pada penunjukan eksistensi diri. Kalau tidak dibenahi akan terus mengalir” ujarnya.

Dari sekian problematika yang ada, Alfin menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara dengan High Context Cultur (Budaya Konteks Tinggi) yang mengedepankan etika. Contohnya pada budaya Jawa, anak muda membungkukkan badan untuk permisi lewat.

“Jika Indonesia termasuk High Context Cultur, kenapa diranah medsos justru Indonesia berada diperingkat rendah dengan poin 76 dalam survei Digital Civility Index (DCI). Indonesia paling tidak sopan dalam berkomentar” ungkapnya.

Alfin juga menekankan bahwa profesionalitas dalam berkomentar itu penting, “hati-hati dalam berkomentar, komentar itu mengimplementasikan jati diri anda. Mari upgrade cara berkomunikasi kita, ayok evaluasi, aplikasi saja bisa update masa penggunanya tidak” ajaknya.

“Kita perlu perbaiki pelan-pelan, kalau komunikasi interpersonal bagus, pandai mendengar lawan bicara, verbal komunikasi bagus. Maka produksi isu, reproduksi dan konsumsi yang berkembang dalam sosial media akan mengikuti pelan-pelan. Kalau bukan kita siapa lagi yang mengawali?” lanjutnya.

Diakhir penyampaian Alfin menjelaskan bahwa kita perlu beradaptasi dengan dunia digital ini, “Teknologi menjadi penopang utama di dunia pendidikan. Hari ini kita harus beradaptasi, karena teknologi saat ini merupakan jembatan bagi anak-anak kita untuk belajar dan belajar terus terutama dimasa pandemi. Kalau corona virus harus divaksin, maka hari ini KOMINFO yang memvaksin kita untuk cakap bermedia” pungkasnya (ila)