ICoRCs ke-4: Peran Ulama dalam Menjaga Stabilitas dan Memberi Nasihat kepada Pemerintah
Mojokerto, Bidik – Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Mojokerto sukses menggelar 4th International Conference on Research and Community Service (ICoRCs) di Gedung Serbaguna pada Kamis (30/01/2025). Salah satu sorotan utama dalam konferensi ini adalah pemaparan dari Prof. Dr. Yusri Rusyd Jabr mengenai peran ulama dalam menjaga stabilitas sosial dan memberikan nasihat kepada pemerintah.

Dalam diskusi tersebut, Prof. Dr. Yusri Rusyd Jabr menekankan bahwa ulama sejati (ulama robbaniyyin) memiliki tanggung jawab besar dalam membimbing umat tanpa harus terlibat dalam konflik politik yang berpotensi menimbulkan kekacauan.
“Kerusuhan tidak akan pernah membawa kebaikan. Tidak seperti anggapan bahwa faudhoh khollatoh (kekacauan bisa membawa manfaat). Itu adalah pembelokan terhadap pemahaman yang benar,” ungkapnya.
Menurut beliau, ulama harus mendapatkan tarbiyah (pembinaan) yang baik agar tidak terjebak dalam ambisi politik yang bisa menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat. “Mereka yang hanya mengikuti hawa nafsu dan tidak mempertimbangkan madhorot (bahaya) yang lebih besar akan membawa dampak negatif bagi umat,” tambahnya.
Lebih lanjut, Prof. Dr. Yusri Rusyd Jabr menjelaskan bahwa dalam Islam, memberikan nasihat kepada pemerintah harus dilakukan dengan cara yang tepat. “Nasihat kepada pemerintah sebaiknya tidak diberikan di atas mimbar, karena itu sama saja dengan mencela secara terang-terangan. Cara yang benar adalah dengan memberikan nasihat secara langsung dan diam-diam,” jelasnya.
Konferensi ini juga menyoroti tantangan akhir zaman yang semakin berat. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk tetap bersama dalam jamaah dan tidak terpecah belah. “Kita harus senantiasa bersama jamaah karena fitnah akhir zaman sangat berat,” pesannya.
Dengan diadakannya ICoRCs ke-4 ini, Universitas KH Abdul Chalim berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang keislaman dan pengabdian kepada masyarakat. Konferensi ini juga menjadi wadah bagi akademisi, ulama, dan peneliti untuk berdiskusi serta berbagi gagasan dalam membangun peradaban yang lebih baik. (mai)