Sowan ke Kiai Asep, Menko Zulkifli Hasan Beri Motivasi Ribuan Santri Amanatul Ummah
Mojokerto, Bidik – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan melakukan kunjungan (sowan) ke Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Prof. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., pada Sabtu (20/9/2025). Dalam kunjungannya, Zulkifli Hasan memberikan motivasi kepada ribuan santri di Masjid Raya KH. Abdul Chalim yang berada di kompleks pondok pesantren Amanatul Ummah Pacet Mojokerto.
Acara yang dimulai sekitar pukul 12.00 WIB ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting. Selain tuan rumah, yakni Pengasuh PP. Amanatul Ummah Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A., juga tampak hadir Staf Khusus Menteri Desa Prof. Dr. KH. M. Afif Zamroni, Lc., M.E.I., Bupati Mojokerto Dr. KH. Muhammad Albarra, Lc., M.Hum., Anggota DPR RI sekaligus Ketua DPW PAN Jawa Timur Dr. Ir. H. Ahmad Rizki Sadig, M.Si., Rektor Universitas KH. Abdul Chalim Dr. KH. Mauhibur Rokhman, Lc., MIRKH., serta Syekh Ahmad Muhammad Mabrur.
Di hadapan ribuan santri yang menyimak dengan khidmat, Zulkifli Hasan berbagi pengalaman dan menekankan betapa beruntungnya para santri saat ini yang mendapatkan bimbingan dari guru-guru berkualitas.
“Bersyukurlah anak-anakku semua bisa dibimbing langsung oleh guru kita, orang tua kita yang ilmunya luar biasa. Beda dengan saya dulu,” ujar Menko Pangan.
Ia kemudian menceritakan pengalamannya belajar mengaji di kampung halamannya. “Saya dulu sudah belajar ngaji, Pak Kiai, seperti anak-anak di sini. Kata ibu saya, ‘Kamu belajar di sana, namanya Abdul Fatah nama guru saya’. Begitu sampai di Jakarta, bacaan saya separuh salah,” kenangnya.
Pengalaman tersebut, menurutnya, menjadi bukti bahwa kualitas pendidikan yang diterima para santri Amanatul Ummah saat ini jauh lebih unggul. “Artinya, kualitas guru-guru kami dulu jauh dibanding yang anak-anak dapatkan sekarang ini,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini menegaskan bahwa esensi dari pendidikan di pondok pesantren bukan hanya tentang transfer ilmu pengetahuan semata, melainkan sebuah proses pembentukan karakter dan pembelajaran hidup yang menyeluruh.
“Mondok dan sekolah bukan sekadar ilmu, tetapi pembelajaran hidup. Perlu disiplin, perlu kesungguhan, perlu melawan rasa malas, ragu, ‘apakah aku bisa atau tidak?’. Sekali lagi, mondok dan belajar bukan sekadar ilmu, tapi pembelajaran hidup,” tegasnya.
Kunjungan Zulkifli Hasan ini menjadi suntikan semangat bagi para santri untuk terus tekun menimba ilmu dan mempersiapkan diri menjadi generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara mental dan spiritual.(mai)