KPI DAY Jilid IV, Puji Laksono: “Terapkan Tridarma Perguruan Tinggi sebagai Inspirasi Mahasiswa.”
MOJOKERTO, BIDIK – Menjadi manusia seutuhnya adalah seseorang yang bisa menerapkan Tridarma yang memiliki makna suci. Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (HIMAPRODI KPI) Institut Pesantren KH. Abdul Chalim (IKHAC) menggelar KPI DAY Jilid IV, bertemakan; “Melangkah untuk Perubahan yang Nyata.” Bertempat di Villa Wahyu Pacet, turut hadir Puji Laksono, M.Si., selalu dosen komunikasi sekaligus pemantik sesi dialog interaktif dalam kegiatan tersebut, Kamis (03/02).
Dalam dialog interaktif yang bertemakan “Inspirasi Mahasiswa, Mahasiswa Komunikasi,” Puji Laksono, M.Si., menyampaikan Tridarma Perguruan Tinggi kepada Mahasiswa KPI.
“Tridarma Perguruan Tinggi yang pertama yaitu pendidikan. Bahwa pendidikan itu adalah memanusiakan manusia, artinya bagaimana menjadi manusia yang seutuhnya, yang belajar sepanjang hayat. Sebab berasal dari konsep sosial sebagai proses sosialisasi tanpa henti,” jelas beliau.
Lebih lanjut, Dosen Komunikasi itu menyampaikan bahwa pola pikir mahasiswa ada pada tahapan ketiga dari proses sosial manusia.
“Tridarma Perguruan Tinggi kedua yaitu penelitian, bahwa mahasiswa itu sebagai masyarakat akademik atau warga akademik yang pola pikirnya berada di tahap ketiga yaitu positivis. Sedangkan yang ketiga yaitu pengabdian Masyarakat, artinya menjadi kaum terpelajar itu bukan seorang raja yang duduk di atas singgasana, akan tetapi pengabdian masyarakat itu harus membuming yang dapat memberi manfaat kepada masyarakat,” lanjut beliau.
Sehubungan dengan itu, di akhir dialog interaktifnya, beliau menyematkan harapan berdasarkan jargon KPI IKHAC yang diciptakan.
“Harapan saya bahwa kalian benar-benar menjadi inspirasi bagi mahasiswa, minimal mahasiswa IKHAC, maksimal mahasiswa di luar sana. Salah satu jargon yang memicu semangat itu adalah inspirasi mahasiswa masa kini,” pungkasnya.
Dialog interaktif tersebut kemudian ditutup dengan pertanyaan salah satu peserta KPI DAY Jilid IV, Kinanti, tentang; “lebih penting mana pendidikan formal di saat kuliah aa atau organisasi untuk masa depan?”
“Penting sekali, karena satu dengan yang lainnya itu saling berkaitan. Mahasiswa tanpa organisasi maka jiwa leadership dan manajerialnya lemah, tetapi jika aktif di organisasi insyaallah kuat,” jawab Bapak Puji Laksono. (tia/syn)