Jadi Pembicara Webinar KPI, Ketua PWI Jatim: Bagi-Bagi Info Sehat Itu Tugas Bersama
Mojokerto, Bidik – Maraknya Informasi Covid-19 yang beredar di media massa maupun media sosial, membawa dampak tersendiri bagi masyarakat. Sehubungan dengan itu, HIMAPRODI KPI IKHAC mengadakan webinar via zoom dan mengundang salah satu narasumber; Ainurrohim, M.IP yang merupakan Direktur Utama PT BeritaJatim Cyber Media dan ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur.
Kegiatan webinar ini dimotori oleh Divisi Research and Development (RnD) dan mengusung tema, “Problematika Informasi Covid-19 di Era Distrupsi Komunikasi Digital”. Dilaksanakan pada Selasa, (10/08/2021).
Ainurrohim membawakan materi dengan judul ‘Informasi Covid-19 Tanpa Hoax di Era Disruption’. Dalam prosesnya disampaikan, bahwa saat ini jagat media sedang dilanda banjir informasi yang luar biasa. Menurutnya, sebagai penggiat media kita harus bijak dalam menerima dan membagikan informasi.
“Sehubungan dengan materi yang saya bawakan, disini kita tidak bisa memungkiri bahwa jagad media tengah dilanda banjir Informasi yang sangat luar biasa. Maka dari itu, kita sebagai penggiat media harus bijak dalam menerima dan membagikan informasi”, paparnya.
Lebih lanjut, Ainurrohim menjelaskan sedikit historis mengenai pra-disrupsi dan era disrupsi, serta menjelaskan perbedaan signifikan antara media massa dan media sosial.
“Sebelumnya, perlu diketahui terlebih dahulu. Sedikit historis, di era pra-disrupsi itu yang mendominasi jagad media hanyalah media mainstream seperti tv, radio, koran. Sedangkan di era disrupsi, jagad media sudah lebih bervariasi dengan adanya media sosial dan ruang publik seperti Facebook, Twitter, Instagram”, jelasnya.
Materi yang dibawakan Ainurrohim ini penjelasannya meliputi; tekanan ganda kepada media massa yang disebabkan oleh disrupsi media dan krisis ekonomi akibat pandemi, peta media digital nasional, sumber informasi Covid-19 dari media massa dan media sosial yang memiliki perbedaan dalam akurasi, fungsi fundamental media massa dan dampak buruk media sosial.
Di akhir penyampaian materi, Ainurrohim yang merupakan Direktur Utama PT BeritaJatim Cyber Media sekaligus Ketua PWI Jawa Timur, menegaskan kepada peserta webinar yang notabene mahasiswa, bahwa kita sebagai akademisi sepatutnya lebih bijak dalam menggunakan media, agar ikut serta mengedukasi masyarakat, hal kecilnya dengan berbagi informasi yang sehat.
“Sebagai akademisi sepatutnya kita lebih bijak dalam menggunakan media, harus bisa membedakan akurasi media massa dan media sosial. Kuncinya, kita perlu analisis terkait kapasitas, profesionalitas, kompetisi dan otoritasi suatu media. Minimal ceck an receck sebelum membagikan suatu informasi. Saya selaku praktisi media meyakini, proses penyampaian informasi oleh media massa lebih teruji, bukan berarti medsos tidak teruji, hanya saja kita perlu wait and see (pengecekan). Karena, disini kita sama-sama punya tanggung jawab untuk berbagi informasi yang sehat”, pungkasnya. (ila/kri)