News

IKHAC Harus Bangga ! Empat Dosen IKHAC Lolos Seleksi Dalam 4th Annual Conference for Muslim Scholars (AnCoMS) 2022

BIDIK – Suatu kebanggaan tersendiri bagi seluruh warga Institut KH. Abdul Chalim (IKHAC), karena empat dosennya berhasil lolos seleksi dalam “4th Annual Conference for Muslim Scholars (AnCoMS) 2022” yang diadakan oleh Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (KOPERTAIS). Minggu (27/02/2022).

AnCoMS merupakan kegiatan ilmiah tahunan yang diselenggarakan untuk menggali potensi dan mendorong para dosen PTKI Swasta agar terus aktif berkontribusi dan meningkatkan publikasinya di jurnal-jurnal ilmiah terakreditasi. Dan kali ini, merupakan kegiatan keempat yang digelar oleh KOPERTAIS.

Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari berturut, yakni dari hari Sabtu – Minggu, 26 – 27 Pebruari 2022 dan juga dilaksanakan pada dua tempat. Yang pertama, di UIN Sunan Ampel Surabaya, tepatnya di Jl. Jenderal A. Yani 117 Surabaya untuk acara sesi pembukaan dan seminar. Kedua, di Premier Place Hotel, Jalan Raya Juanda 73, Sidoarjo untuk acara sesi Pararel.

Sebanyak 130 dari 300 peserta dari berbagai lembaga dinyatakan “lolos” dalam seleksi yang mengusung tema “Exporting Indonesia’s Moderate Islam : Religion, Peace & Harmony”. Di antaranya, ada empat dosen dari IKHAC yang namanya tercantum dalam surat resmi dan dinyatakan lolos. Empat dosen yang lolos tersebut antara lain, Imam Syafi’i, M.Kom.I, Dr. Ammar Zainuddin, M.Pd.I, Idris, M.Th.I dan Muslihun, Lc., M.Fil.

Pada kesempatan kali ini, dosen yang sering kita panggil dengan nama Pak Imam tersebut menulis artikel dengan judul “Islam Wasatiyah pada Masyarakat Desa Rejoagung Kabupaten Jombang (Perpekstif Teori Tindakan Komunikasi Jurgen Habermas)”. Beliau menuturkan, bahwa alasannya mengambil judul tersebut ialah beliau mengambil pada suatu daerah yang terpencil, dimana di daerah tersebut terdapat sistem Islam Wasatiyah yang besar. Dan beliau mengeksplor serta menunjukkan bahwa meskipun di daerah terpencil, di Indonesia ini masih ada moderasi beragama.

“Ternyata di Indonesia ini ada sistem Wasatiyah, moderasi beragama di daerah terpencil. Ini termasuk dengan otokritik dalam hal – hal yang terjadi di luar negeri seperti yang terjadi pada Ukraina yang berkonflik dengan Rusia. Saya kira masih banyak negara – negara yang terkonflik seperti itu dan termasuk moderasi dalam beragama.” Tutur Pak Imam.

Imam Syafi’i juga mengungkapkan bahwa ia merasa sangat bersyukur, karena dapat ikut serta dalam 4th Annual Conference for Muslim Scholars dan tulisannya dapat dibaca oleh semua kalangan, seperti yang ia ungkapkan pada wawancara oleh tim Jurnalistik Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) IKHAC sore itu, “Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah SWT, intinya semua ini adalah Laa Haula Walaa Quwwata Illaa Billah ini adalah berkah daripada Tuhan. Saya bahagia dapat berpartisipasi dan ini kedua kalinya saya mengikuti kegiatan ini dan lolos. Saya berharap karya – karya ini dapat dibaca oleh publik dan menjadi sebuah tolak ukur ataupun pedoman dalam beragama.”

Di kesempatan yang lain, Dr. Ammar Zainuddin, M.Pd.I juga menuturkan, mengapa beliau menulis artikel dengan judul “Pepresentasi NU dalam Berdakwah di Platform Digital (Analisis Wacana Kritis Konten Youtube TVNU dan NU Online)” dalam klaster Komunikasi.

“Karena pada saat pelantikan PBNU pusat di Bulan Februari awal, Ibu Khofifah  melontarkan bahwa tantangan NU ke depan itu adalah transformasi digital, baik dari sisi pendidikan, ekonomi, UMKM dan lainnya. Pada channel Youtube TVNU dan NU Online, saya ingin menggambarkan representasi apakah channel ini sudah sesuai dengan NU atau ternyata ada peluang yang masih belum dijadikan konten oleh keduanya. Sehingga, setelah saya analisis dan hasilnya saya presentasikan dalam acara kemarin, memang sudah ada representasi konten NU tapi belum menyentuh pada representasi konten remaja dan anak – anak. Sehingga closing statement dalam tulisan saya menyarankan agar remaja dan anak – anak perlu diperhatikan untuk menjadi konten, sehingga mereka tertarik untuk mengunjungi channel NU atau Aswaja tersebut,” tutur Dr. Ammar Zainuddin, M.Pd.I pada kesempatan wawancara sore hari Rabu, 03 Maret 2022.

Sedangkan Idris, M.Th.I menuliskan artikel dengan sebuah judul “Komitmen Kebangsaan : Sebuah Kajian Sosio – Historis Atas Konsep Wala’ Dalam Al-Qur’an” dan Mushlihun, Lc., M.Fil menuliskan judul artikel “Indikator Moderasi Beragama di Indonesia melalui Pendekatan Normativitas dan Historisitas” dalam klaster pemikiran.

Pada acara AnCoMS tahun lalu, Imam Syafi’i, M.Kom.I, Dr. Ammar Zainuddin, M.Pd.I dan Muslihun, Lc., M.Fil juga lolos seleksi dan turut mempresentasikan tulisannya. Para dosen IKHAC tersebut memang patut untuk dibanggakan telah mendulang prestasi yang luar biasa. (nad)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *